Pages

Sunday, December 25, 2022

Negara dengan Larangan Membeli Rokok

Anak-anak Muda di Australia Kini Dilarang Membeli Rokok Seumur Hidup

ABC Australia - detikNews

Rabu, 14 Des 2022 15:19 WIB

Parlemen Selandia Baru meloloskan UU anti rokok baru yang akan melarang generasi di masa depan untuk membeli rokok. Warga yang lahir pada 1 Januari dan setelah tanggal 1 Januari 2009 tidak lagi diperbolehkan membeli rokok, dengan ancaman denda NZ$150.000.

Larangan ini berlaku seumur hidup bagi mereka yang berada di kelompok tersebut.

Undang-undang rokok baru juga mengurangi jumlah nikotin yang diperbolehkan dalam produk tembakau, serta mengurangi jumlah penjual rokok hingga 90 persen. Di akhir tahun 2023, tempat yang secara resmi boleh menjual rokok akan dikurangi dari 6.000 toko saat ini menjadi 600 toko saja.

"Tidak ada alasan yang bagus untuk mengizinkan penjualan produk yang bisa membunuh separuh orang penggunanya," kata Menteri Kesehatan Ayesha Verrall di parlemen di Wellington.

"Dan hal ini dihentikan di masa depan karena undang-undang-nya sudah disetujui parlemen."

Menkes Ayesha mengatakan sistem layanan kesehatan di Selandia Baru nantinya bisa menghemat miliaran dolar, karena tak harus lagi menangani penyakit yang disebabkan merokok seperti kanker, serangan jantung, stroke, atau amputasi.

Dia mengatakan undang-undang ini akan menciptakan perubahan besar bagi generasi mendatang, selain juga generasi muda akan memilik kesehatan yang lebih baik.


Kekhawatiran akan munculnya pasar gelap

Untuk meloloskan undang-undang ini, ada 76 suara di parlemen yang mendukungnya dan 43 yang menolaknya. Partai liberal ACT, yang termasuk menentangnya, mengatakan banyak toko-toko kecil di Selandia Baru, atau sebutannya 'dairies', akan mengalami kebangkrutan karena mereka tidak bisa lagi menjual rokok.

"Kami menentang undang-undang tersebut. Ini adalah aturan yang buruk, kebijakan yang buruk," kata wakil pemimpin Partai ACT Brooke van Velden.

"Tak akan ada hasil yang lebih baik bagi warga Selandia Baru."

Dia mengatakan aturan terbaru ini merupakan kebijakan campur tangan negara yang terlalu "dalam" dan malah akan menciptakan banyak pasar gelap bermunculan. Menurut Brooke pelarangan jarang ada yang berhasil, malah memberikan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Undang-undang terbaru ini tidak mengatur kebiasaan 'vaping', yang sekarang lebih populer dibandingkan merokok.


Selandia Baru bebas rokok di tahun 2025

Bulan lalu, data statistik Selandia Baru menyebutkan ada delapan persen warga dewasa Selandia Baru yang merokok, turun dari angka 16 persen sekitar 10 tahun lalu. Sementara itu orang dewasa yang melakukan 'vaping', ada sekitar 8,3 persen, turun satu persen dari enam tahun lalu.

Merokok masih menjadi kebiasaan di kalangan suku Maori, penduduk asli Selandia Baru, di mana 20 persen diantara mereka dilaporkan merokok. Selandia Baru sebelumnya sudah menerapkan aturan pembatasan penjualan rokok, yakni hanya bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.

Selain itu bungkus rokok harus disertai peringatan soal bahaya merokok, juga ukurannya mengikuti standar yang berlaku. Dalam beberapa tahun terakhir Selandia Baru juga menerapkan kenaikan pajak tinggi untuk produk rokok.

Lolosnya undang-undang rokok yang baru diterima oleh beberapa lembaga kesehatan.

Koalisi Kesehatan Aotearoa mengatakan hukum terbaru ini adalah puncak dari advokasi yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh berbagai organisasi kesehatan dan masyarakat. Selandia Baru sudah menjadi salah satu negara maju yang tergabung dalam kelompok OECD dengan jumlah perokok dewasa terendah.


Selandia Baru berambisi menjadi negara bebas rokok di tahun 2025.

Aturan rokok paling ketat hanya diterapkan oleh Bhutan, yang melarang penjualan rokok sejak tahun 2010.


Sumber :

https://news.detik.com/abc-australia/d-6461189/anak-anak-muda-di-australia-kini-dilarang-membeli-rokok-seumur-hidup.

Saturday, September 3, 2022

Strategi Intervensi Turunkan Pravalensi Perokok

Pakar sebut perlu strategi intervensi guna turunkan pravalensi perokok

Sabtu, 3 Sep 2022 | 14:50 WIB

Pakar kesehatan serta mantan Direktur Riset Kebijakan serta Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tikki Pangestu mengatakan Indonesia memerlukan strategi intervensi yang didorong dengan kebijakan pemerintah guna menekan angka prevalensi perokok.

 Ia menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki jumlah perokok sekitar 69 juta orang. Selain menyebabkan dampak terhadap kesehatan masyarakat, tingginya jumlah perokok berimplikasi dalam aspek sosial ekonomi, salah satunya ialah beban anggaran kesehatan akibat kebiasaan merokok.

”Dari perspektif kesehatan masyarakat serta sosial ekonomi, (hal ini) memerlukan strategi maupun intervensi serta kebijakan yang akan memungkinan dalam menurunkan prevalensi perokok di Indonesia,” ujar Tikki dalam seminar Alomedika bertema “Reducing the Harm of Smoking: Is Tobbaco Harm Reduction Feasible?” sebagaimana dilansir pada Sabtu.

Menurutnya, strategi yang dapat dilakukan pemerintah saat ini ialah menerapkan konsep pengurangan bahaya dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun kantong nikotin.

​Sejumlah kajian ilmiah telah menunjukkan produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90 persen-95 persen dibandingkan rokok.

“Intervensi melalui produk-produk yang menerapkan konsep pengurangan bahaya itu lebih efektif dibandingkan produk-produk seperti nicotine replacement therapy dalam membantu mereka yang mau berhenti merokok,” tegas Tikki.

Produk tembakau alternatif akan semakin lebih efektif menekan prevalensi perokok apabila pemerintah memberikan kemudahan akses serta memperluas diseminasi informasi Persis pada para perokok dewasa. Dengan begitu, semakin banyak perokok dewasa yang kesulitan berhenti merokok akan beralih ke produk tembakau alternatif serta penjualan rokok juga akan mulai turun.

“Itu ialah strategi kunci untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks ini. Produk hasil pengembangan teknologi serta inovatif seperti ini memiliki potensi sangat besar,” ungkap dia.

Dokter spesialis onkologi dari Inggris, Peter Harper, menambahkan sumber ragam penyakit dari rokok terdapat pada asapnya yang merupakan hasil proses pembakaran.

Pada asap rokok mengandung sekitar 5 ribu senyawa kimia, di mana sekitar 80 di antaranya bersifat toksik hingga dapat memicu timbulnya kanker.

“Anda merokok untuk nikotin, tetapi meninggal disebabkan asapnya,” kata Harper.

Oleh sebab itu, Harper menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok. Apabila kesulitan berhenti langsung, maka produk tembakau alternatif ialah opsinya. Sebab, produk tembakau yang dipanaskan maupun rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan, bukan pembakaran seperti pada rokok. Dengan penerapan sistem kerja tersebut, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap serta abu.

“Berhenti langsung ialah pilihan terbaik. Apabila strategi saat ini belum berhasil, produk inovatif dapat membawa solusi untuk membantu mereka yang kesulitan untuk berhenti merokok sekaligus mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,” ucap Harper.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP), Tribowo Tuahta Ginting, meneruskan ada dua cara untuk membantu perokok dewasa, yaitu farmakologi serta non-farmakologi.

Farmakologi ialah metode berhenti merokok dengan menggunakan obat-obatan seperti nicotine replacement therapy, sedangkan non-farmakologi lebih mengedepankan psikoterapi.

“Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok serta bahaya merokok melalui pelatihan konseling. tetapi pelatihan-pelatihan itu masih belum berjalan dengan baik sehingga banyak sekali masyarakat yang memerlukan obat untuk membantu mereka berhenti merokok,” tuturnya.

Masyarakat Indonesia, Tribowo menambahkan, membutuhkan adanya kombinasi antara farmakologi serta non-farmakologi. Hanya saja, nicotine replacement therapy belum tersedia di Indonesia sehingga upaya yang dapat dilakukan saat ini melalui psikoterapi.

“Maka produk tembakau alternatif menjadi pilihan untuk beralih dari rokok serta mengurangi dampaknya,” terangnya.


Sumber :

https://portalsidoarjo.com/2022/09/03/pakar-sebut-perlu-strategi-intervensi-guna-turunkan-pravalensi-perokok-infomenarik.html

Vape Tak Lebih Baik dari Rokok

Bukti Vape Tak Lebih Baik dari Rokok, Ini Sederet Potret Kasus Paru-paru Bocor

Minggu, 14 Agu 2022 08:44 WIB

Alih-alih berhenti, banyak perokok konvensional beralih ke vape atau rokok elektrik. Bahkan terkadang mengonsumsi keduanya, akibatnya bisa sefatal ini loh.

Pria Malaysia mengalami spontaneous pneumothorax atau paru-paru bocor akibat kebiasaan merokok dan vape. "Kondisi ini membuat paru-paru kananku tertekan oleh udara yang terperangkap dan kemudian menjadi mengkerut," cerita pria bernama Faris, dikutip dari Mstar. 

(Foto: Facebook/ Mohamad Faris Ifwat)1/6


Sumber :

https://health.detik.com/fotohealth/d-6233651/bukti-vape-tak-lebih-baik-dari-rokok-ini-sederet-potret-kasus-paru-paru-bocor.


Monday, February 21, 2022

Bahaya Menjadi Perokok Pasif

dr. Theresia Rina Yunita

07 Feb 2022, 17:30 WIB

Dampak yang dialami perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif meski tidak menghisapnya secara langsung. Berikut penjelasan bagaimana dampak jadi perokok pasif. Perokok pasif adalah seseorang yang menghirup asap rokok dari perokok di dekatnya. Menurut WHO, sekitar 1,2 juta manusia meninggal setiap tahunnya akibat asap rokok walaupun tidak merokok.

Terdapat setidaknya 7.000 zat kimia pada asap rokok, minimal 250 di antaranya diketahui merugikan kesehatan. Partikel-partikel berbahaya di dalam rokok dapat bertahan di udara selama beberapa jam atau lebih lama.

Bukan hanya asap yang menjadi fokus bahaya, tetapi residu yang menetap pada rambut, pakaian, karpet, ataupun sofa juga memiliki risiko bahaya asap rokok bagi perokok pasif, terutama anak-anak. Bahaya rokok bagi perokok pasif berkontribusi mengakibatkan penyakit serius. Berikut beberapa dampak buruk akibat jadi perokok pasif:


1. Penyakit Paru

Paparan asap rokok dapat membahayakan kondisi paru-paru, terutama bagi mereka yang memiliki asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Kondisi paru dapat semakin memburuk, dan penderita semakin sesak atau kesulitan bernapas.

Tidak hanya bagi mereka yang sudah memiliki penyakit ini, namun perokok pasif juga dapat menderita penyakit paru walaupun awalnya sehat-sehat saja.


2. Penyakit Jantung

Perokok pasif memiliki risiko penyakit jantung dan serangan jantung. Karena, terjadi kerusakan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh asap rokok. Demi menjaga kesehatan jantung, sebaiknya hindari asap rokok di sekitar Anda.


3. Kanker

Salah satu faktor risiko kanker paru adalah perokok pasif. Selain itu, benzena yang terkandung di dalam asap rokok juga dapat meningkatkan risiko leukemia. Berdasarkan 55 studi observasi, perokok pasif ditemukan berhubungan dengan peningkatan risiko kanker paru.


4. Gangguan Kesuburan

Bahaya perokok pasif lainnya adalah masalah infertilitas. Zat-zat berbahaya di dalam rokok dapat memengaruhi hormon, sehingga mengganggu kesuburan. Selain itu, asap rokok juga dapat memengaruhi kualitas sperma dan menyebabkan impotensi.


5. Kelainan Saat Hamil

Bahaya rokok bagi perokok pasif, khususnya ibu hamil, ialah gangguan pada kehamilan. Menghirup asap rokok meningkatkan risiko terjadinya kehamilan anggur atau bahkan kehamilan di luar rahim.


6. Meningkatkan Risiko Alergi pada Anak

Sejumlah penelitian telah menunjukkan, ada hubungan kuat antara perokok pasif dengan tingkat kejadian asma pada anak. Tidak hanya asma, penyakit alergi lain seperti rhinitis alergi juga diduga berkaitan, namun masih memerlukan penelitian lebih lanjut.


7. Berat Badan Lahir Rendah

Efek buruk akibat jadi perokok pasif pada ibu hamil selanjutnya ialah berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini menunjukkan betapa berbahayanya asap rokok bagi kesehatan dan perkembangan janin. Berat badan bayi yang rendah ini nantinya akan membuat bayi lebih rentan terkena berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.


8. Persalinan Prematur

Kelahiran prematur yaitu persalinan kurang bulan ketika bayi belum cukup matang untuk dilahirkan. Persalinan ini dapat berujung pada kematian bayi. Diperkirakan setiap tahun terdapat 1,2 juta kematian bayi prematur akibat asap rokok.


9. Gangguan Perkembangan Janin

Bahaya asap rokok bagi perokok pasif juga meliputi gangguan perkembangan paru, jantung, sistem pencernaan, dan saraf pusat pada bayi, serta timbulnya masalah perilaku dan pembelajaran di kemudian hari. Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari asap rokok ataupun residunya.


10. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

Kondisi ini merupakan kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan asap rokok. Berdasarkan data WHO, sekitar 65.000 anak meninggal setiap tahunnya akibat menjadi perokok pasif.


11. Mudah Kena Infeksi Karena Imunitas Menurun

Risiko ini cukup mengkhawatirkan. Hampir 50 persen anak-anak rutin menghirup asap rokok, misalnya dari polusi udara atau bahkan rokok orangtua. Mereka akan memiliki kecenderungan mudah terinfeksi akibat daya tahan tubuh yang rendah. Beberapa contoh infeksinya antara lain bronkitis, pneumonia, dan infeksi telinga tengah.

Itulah berbagai bahaya perokok pasif. Sayangnya, masih banyak yang belum aware akan masalah ini, sehingga mengabaikannya. Mulailah dari diri sendiri untuk tidak merokok, mengingatkan keluarga atau kerabat agar tidak merokok apalagi di area ramai yang banyak orang utamanya anak-anak.


Sumber :

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2698019/bahaya-menjadi-perokok-pasif

Wednesday, January 12, 2022

Do Smoking Habit And Cigarettes Contribute To Global Warming?

Smoking is bad for your health, that’s a common sense to us, even this fact still cannot stop those smokers to give up their egos. Smoking also affects the health of people around you who are being passive smokers, but again this fact cannot tackle the habit.

Both of those two facts saying that smoking is bad for human health doesn’t tell a success story in stopping smokers for enjoying their cigarettes. But what if we add another point of view: smoking may affect the longevity of our nature, our whole earth.

Researchers have long tried to find supporting facts about how smoking is bad for not only our health but also the earth. Some findings said that the effect is too small, it is negligible. Some others found that smoking is greatly harmful for the earth.

Which one is true? Here we will try to break it down for you, so you can understand the effect of smoking cigarettes to the earth. A clue for you: both statements are true.


Smoking ‘Reduces’ Global Warming

Reading the title of this header might make you think that we just want to make a controversial content. But hard to believe, researchers found out that the activity of smoking, instead of worsening the global warming, may even prevent the heating process of the earth.

John M. Wallace, a professor at University of Washington found out that smoking is ‘good’ for the earth. “In fact, it might even counteract global warming by an equally minuscule amount, because the white particulate matter in smoke would reflect some of the sun’s energy, thereby minimizing heat,” he said.

What about the smoke produced from the burning process? Smoking produces smoke, and we know that any kind of smoke is a pollutant that may worsen the global warming. In addition, smokers can be found in every part of the world, that you may think they must have produced significant amount of pollutant.

But again, researchers found out that the trace amount of carbon dioxide and other pollutants in cigarette smoke is too small to contribute to the climate. Let alone doing direct harm to the nature like fossil fuel burning does.

Based on those facts, you might think that smoking ‘is not that bad’ for the earth, especially you, smokers. But that’s not the whole story, those findings were just based on the smoke produced by the cigarettes. Here we give you the whole story.


The Bad Habits Of Tobacco

Tobacco is the most important part of a cigarette, and we all know that tobacco trees are being planted in industrial scale for the sake of producing cigarettes. Indeed, tobacco itself is a plant, thus it may also contribute to make the world ‘greener’ by photosynthesis process it does.

However, compared to other plants, tobacco is a highly demanding plant. Tobacco absorbs six times more potassium from the soil as other plants does to grow well, and the plant does it constantly as long as it is planted.

Thus, the amount of the nutrient in the soil drains six times faster than usual, making the soil goes unsupportive for future replantation of tobacco in just several harvests. By that time, the soil becomes useless to the tobacco farmers, unless being processed.

The processing activity to ‘refresh’ the soil requires a lot of effort, time, and money. That’s why some tobacco farmers, especially those who live in undeveloped nations, simply seek out a new and fresh field to plant more tobacco. Some of them ignorantly just clear-cut forests to get the fresh field.

Moreover, the drying and curing process of tobacco for making cigarettes also require the help of fire. And guess what is the fuel of the fire? Mainly woods. Data recorded that 600 million of trees are cut and burned annually in the process of making ‘ripe’ tobacco for cigarettes. Starting to see how harmful it is to the earth?


Wrapping The Cigarettes With CO2

You think those facts are the only non-eco-friendly part of cigarettes? Those are just the beginning, after getting the ‘ripe’ tobacco, it needs further process to make ready-to-serve pack of cigarettes like you know are being sold in the stores.

The tobacco is then wrapped in cigarette papers for the smokers’ convenient. And the amount of paper spent for making cigarettes is unbelievable. Data recorded that for just wrapping cigarettes, four miles of paper is consumed hourly.

The paper of course came from trees, and losing trees means more carbon dioxide is released freely to the atmosphere. In fact, those trees could have absorbed 22 million net tons of carbon dioxide in the atmosphere.

Researchers did some calculation about the effect of cutting that much trees for cigarettes manufacturing and they found out that the damage is equivalent to burning 2.8 billion gallons of fossil fuel. This calculation excluded other sources of pollution generated from the manufacturing process.


Aftereffects Of Cigarettes

Every year, cigarette companies produce 5.5 trillion cigarettes, and 4.5 trillion of those cigarettes have nonbiodegradable filters. The fact is, cigarette buds are world’s number one source of litter all around the world. Even every five pieces of litter in the world, one of them is cigarette bud.

The buds are made of synthetic fiber named cellulose acetate, that requires more than a decade to decompose. Those cigarette buds contain chemicals which are harmful for the environment, and as they are tossed away, instead of biodegrading they release those chemicals to the soil, water, and even the air.

There are many harmful toxins that cigarette buds potentially release in this process, such as nicotine, cyanide, acetone, arsenic, even heavy metals such as barium, chromium, and lead. Researchers have scientifically proven it by conducting a study in 2011.

A single cigarette bud was put in a controlled environment to show how it would affect the organisms living in the controlled environment. They found out that leachate from the single cigarette bud could kill half the exposed fish. Imagine those creatures that not only ‘being exposed’ to it, but mistakenly swallow it. The toxins will be released inside their bodies and kill them slowly.

So, for the conclusion, the smoke itself maybe not that harmful for the nature. But the whole process of making cigarette and the waste it produces are the ones that will harm the earth, and every single creature living on it.


Sumber:

https://earthbuddies.net/smoking-contribute-global-warming/

Related Posts