Pages

Tuesday, September 21, 2021

Polisi Berhak Tegur Pengendara yang Merokok

Rabu, 22 September 2021 11:30 WIB


Polisi berhak menegur pengemudi kendaraan bermotor yang merokok. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, tindakan itu sesuai dengan Pasal 106 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2006 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

"Bila menurut polisi keadaan merokok itu dapat mengganggu konsentrasi, maka polisi dapat menegur yang bersangkutan," ujar Sambodo di Jakarta, Rabu, 22 September 2021.

Pasal 106 berbunyi: "bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi."

Sambodo mengatakan, seperti disebutkan dalam pasal tersebut, pengemudi yang melanggar dapat dipidana kurungan tiga bulan atau denda paling banyak Rp 750 ribu," ujarnya.

Sambodo mengatakan, petugas akan melakukan penyelidikan jika dalam kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban luka atau meninggal diketahui merokok saat menyetir kendaraannya.

"Jika karena merokok menyebabkan kecelakaan, maka penegakan hukumnya merokok mengakibatkan terjadinya kecelakaan, tapi itu perlu pembuktian," kata dia.

Polda Metro Jaya saat ini tengah gencar mengkampanyekan hilangkan budaya merokok saat berkendara. Merokok saat berkendara selain membahayakan pengemudi juga bisa menyebabkan kecelakaan pengemudi lainnya yang ada di belakang kendaraan karena terkena percikan api rokok.


Sumber :

https://metro.tempo.co/read/1509008/polisi-berhak-tegur-pengendara-yang-merokok/full&view=ok

Tuesday, September 14, 2021

Meminimalisasi Risiko Bahaya Asap Rokok

Bahaya Asap Rokok, Begini Cara untuk Meminimalisasi Risikonya 

07/12/2020, 08:28 WIB 

Merokok tidak hanya berbahaya bagi yang mengisapnya, tetapi juga bagi mereka yang terpapar asapnya atau yang biasa disebut perokok pasif. Hal ini karena asap rokok mengandung berbagai zat kimia yang berbahaya untuk tubuh. 

Melansir laman cancer.org, setidaknya terdapat 70 zat berbahaya penyebab kanker dalam satu batang rokok. Di antaranya nikotin, arsenik, amonia, hidrogen sianida, karbon monoksida, nitrosamin khusus tembakau (TSNA), dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2013 mengungkapkan, setidaknya 97 juta penduduk Indonesia telah terpapar asap rokok. 

Karena tingginya tingkat paparan asap rokok tersebut, saat ini kanker paru menjadi salah satu ancaman terbesar di Indonesia. Mengacu data Globocan 2018, persentase angka kematian akibat kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen. 

Penyakit ini menjadi penyebab kematian terbanyak untuk pria sebanyak 22,8 persen dan salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan sebanyak 14,2 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, tidak hanya perokok aktif yang berisiko tinggi terkena kanker. 

Perokok pasif yang terpapar asap rokok secara terus-menerus memiliki risiko 20-30 persen lebih tinggi terkena kanker paru dan 23 persen lebih berisiko terkena gangguan jantung. Lebih jauh, Riskesdas 2013 Kemenkes memperkirakan bahwa setidaknya lebih dari 26.000 pasien meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun. 

Dari jumlah itu, diperkirakan pula bahwa tiap delapan kematian perokok aktif karena kanker juga diikuti satu kematian perokok pasif akibat penyakit yang sama. 

Dengan banyaknya dampak buruk asap rokok tersebut, dibutuhkan kesadaran tinggi perokok aktif dan pasif untuk mengurangi paparan asap rokok. Berikut beberapa cara sederhana yang dapat diterapkan untuk meminimalisasi dampak negatif asap rokok. 


1. Batasi jumlah rokok per hari 

Perokok aktif, sebaiknya mulai mengurangi atau membatasi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya. Penelitian bertajuk “Effect of Smoking Reduction on Lung Cancer Risk” pada 2005 yang dimuat di The Journal of American Medical Association menunjukkan, perokok aktif yang mengurangi jumlah rokok dari 20 ke 10 batang per hari dapat menurunkan risiko kanker paru hingga 27 persen. 

Bahkan, risiko kanker paru bisa dipangkas hingga 90 persen apabila perokok aktif berhenti sebelum usia 45 tahun. Hingga saat ini, mengurangi atau berhenti merokok merupakan cara paling efektif untuk menghindari risiko kanker paru. 


2. Menghindari paparan asap rokok bagi perokok pasif 

Salah satu cara terbaik mengurangi risiko kanker paru bagi perokok pasif adalah sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok, baik di rumah maupun di tempat umum. Sayangnya, masih banyak masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya merupakan perokok pasif. 

Untuk menghindarinya, sebaiknya pilih tempat di area bebas asap rokok saat berada di tempat umum, seperti di restoran, bandara, dan kafe. Jika orang-orang terdekat adalah perokok aktif, minta mereka untuk tidak merokok di rumah atau di dalam mobil. 


3. Konsumsi lebih banyak buah dan sayur 

Studi bertajuk “Fruit and Vegetable Consumption and Risk of COPD: a Prospective Cohort Study of Men” pada 2015 yang dimuat dalam BMJ Journals mengungkapkan, konsumsi buah dan sayuran berbanding lurus dengan pengurangan risiko gangguan pernapasan pada perokok. 

Penelitian itu menemukan bahwa konsumsi satu porsi buah dan sayuran secara rutin setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit paru kronik sebesar 8 persen bagi perokok aktif dan 4 persen bagi perokok yang telah berhenti. 


4. Rutin berolahraga 

Rutin berolahraga ternyata dapat menurunkan risiko kanker paru pada perokok aktif pria sebesar 20-50 persen dan 20-30 persen pada perokok aktif wanita, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian berjudul “Physical Activity and Lung Cancer Prevention” pada 2010 dalam jurnal Recent Result in Cancer Research. 

Tidak hanya untuk perokok aktif, manfaat olahraga teratur juga dirasakan perokok pasif. Sebab, gerakan fisik saat berolahraga bisa meningkatkan fungsi paru, mengurangi karsinogen dalam tubuh, dan mempercepat kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA yang rusak di paru-paru. 


5. Konsumsi ekstrak teh hijau 

Teh hijau dikenal memiliki berbagai manfaat baik untuk tubuh. Pasalnya, daun teh hijau mengandung konsentrasi antioksidan tinggi yang disebut polifenol. Salah satu jenis polifenol dalam teh hijau yang paling bermanfaat adalah Epigallocatechin gallate (EGCG). 

Penelitian yang dilakukan oleh Kushargina, Rimbawan, dan Setiawan pada 2018 dan dimuat dalam jurnal Nutri-Sains menunjukkan bahwa kandungan antioksidan EGCG yang tinggi pada teh hijau dapat memperbaiki kerusakan sel akibat asap rokok hingga 50 persen. 

Kandungan EGCG pun bermanfaat untuk mencegah pembentukan sel kanker, menurunkan kolesterol, serta menjaga kesehatan pembuluh darah, jantung, dan otak. Bahkan, studi yang dilakukan Katholieke Universiteit Leuven, Belgia mengungkapkan, antioksidan pada EGCG memiliki kekuatan 100 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam melindungi tubuh. 


Sumber :

https://health.kompas.com/read/2020/12/07/082800768/bahaya-asap-rokok-begini-cara-untuk-meminimalisasi-risikonya.

Wednesday, September 8, 2021

Bahaya Merokok di Dalam Mobil

Kamis, 9 September 2021 11:00 WIB

Sebagian orang memilih untuk merokok sembari mengemudi atau sekadar menjadi penumpang mobil. Masalahnya, merokok bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, baik perokok itu sendiri atau orang lain, kebersihan kabin mobil, dan keselamatan berkendara di jalan. Mengapa merokok di dalam mobil bisa mengakibatkan masalah?


Mengganggu Pengemudi dan Pengguna Jalan Lain

Bahaya merokok di dalam mobil selain menyebabkan gangguan kesehatan juga berpotensi mengganggu pengemudi maupun pengguna jalan lainnya. Saat merokok sambil mengemudi, pengemudi akan terganggu konsentrasinya karena harus memperhatikan pegangan tangan pada rokok, termasuk membuang abu rokok yang tersisa.

Belum lagi embusan asap yang dikeluarkan ketika merokok akan mengganggu pandangan di dalam mobil. Meski hanya sejenak, teralihnya perhatian dapat membahayakan keselamatan jika di depan mobil ada masalah.

Selain itu, bekas abu rokok yang dibuang keluar atau tertiup angin juga membahayakan pengguna jalan lain, apalagi kalau masih ada bara apinya. 


Meninggalkan Bau Tidak Sedap di Dalam Mobil

Asap rokok akan bertahan dan menempel di berbagai sudut kabin mobil, terutama area kokpit seperti dasbor, setir, dan panel pintu depan. Aroma tidak sedap khas nikotin bakal terus menempel dan akan sangat sulit dihilangkan sampai kapanpun.

Cobalah perhatikan atap kabin mobil, jika ada bercak kuning berarti pemiliknya gemar merokok di dalam mobil. Tidak hanya mengganggu, tapi juga membuat kabin tidak nyaman, terutama bagi anak kecil dan orang lanjut usia.


Membuat Kotor Sistem Sirkulasi AC

Jangan lupa, asap rokok mempunyai potensi masuk ke dalam sistem sirkulasi AC dan mengendap sehingga udara dari AC mobil akan bercampur dengan nikotin yang membahayakan.

Selain itu, asap rokok juga akan menempel pada filter bahkan menempel pada Evaporator AC yang dapat membuat bau tidak hilang walaupun sudah dilakukan penggantian filter kabin. Aroma tidak sedap dari bekas asap rokok akan terus ikut bersirkulasi waktu AC dinyalakan sehingga berpotensi mengganggu kesehatan.


Mobil Berpotensi Sulit untuk Dijual

Calon pemilik mobil pasti tidak ingin membeli mobil bekas yang tercium aroma rokok atau bahkan ada bercak nikotin di dalam mobil karena mengindikasikan pemilik sebelumnya perokok atau malas menjaga kebersihan mobil.

Kalaupun harus diperbaiki, butuh biaya besar untuk mengembalikan kebersihan kabin mobil dari aroma rokok. Itupun tidak ada jaminan bau khas dan menyengat tersebut dapat sepenuhnya hilang dari dalam mobil.


Solusi Menjaga Kebersihan Kabin Mobil

Tidak ada solusi lebih bijaksana selain tidak merokok di dalam mobil. Selain untuk menjaga kesehatan, upaya tersebut dapat mencegah kabin dari kontaminasi asap racun sisa rokok, termasuk abu, bara api, puntung rokok, dan noda bekas rokok yang akan membuat kabin kotor dan tidak nyaman untuk ditempati. Apalagi jika pelanggan kerap mengajak anak tercinta atau kaum lansia naik kendaraan bersama.

Meski begitu, kotoran lain tetap akan masuk ke dalam kabin mobil sehingga butuh langkah perawatan. Cara paling mudah adalah dengan membersihkan interior seminggu sekali sekaligus mencuci keseluruhan mobil. Pastikan kabin bersih dan kering sempurna sehingga tidak meninggalkan jejak kotoran dan bau tidak sedap.

Kurangi frekuensi buka-tutup kaca dan pintu mobil kalau tidak dibutuhkan untuk mencegah udara kotor masuk. Usahakan pula agar tidak makan dan minum di dalam mobil yang akan membuat kabin kotor dan meninggalkan bau tidak sedap. Hati-hati dengan kotoran yang terbawa masuk oleh alas kaki atau pakaian penumpang.

Pastikan sistem sirkulasi AC mobil dalam kondisi prima dengan memeriksa filter kabin untuk menjaga udara yang diembuskannya agar selalu bersih dan memberikan rasa nyaman.


“Banyak dampak kerugian yang akan dirasakan oleh pelanggan jika merokok di dalam mobil. Oleh karenanya, hindari merokok di dalam mobil dan jaga kondisi kabin agar selalu bersih dan rapi sehingga nyaman saat digunakan,” kata Nur Imansyah Tara, Aftersales Division Head Auto2000, Rabu, 8 September 2021.


Sumber :

https://otomotif.tempo.co/read/1503999/bahaya-merokok-di-dalam-mobil/full&view=ok

Related Posts