Bahaya Asap Rokok, Begini Cara untuk Meminimalisasi Risikonya
07/12/2020, 08:28 WIB
Merokok tidak hanya berbahaya bagi yang mengisapnya, tetapi juga bagi mereka yang terpapar asapnya atau yang biasa disebut perokok pasif. Hal ini karena asap rokok mengandung berbagai zat kimia yang berbahaya untuk tubuh.
Melansir laman cancer.org, setidaknya terdapat 70 zat berbahaya penyebab kanker dalam satu batang rokok. Di antaranya nikotin, arsenik, amonia, hidrogen sianida, karbon monoksida, nitrosamin khusus tembakau (TSNA), dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2013 mengungkapkan, setidaknya 97 juta penduduk Indonesia telah terpapar asap rokok.
Karena tingginya tingkat paparan asap rokok tersebut, saat ini kanker paru menjadi salah satu ancaman terbesar di Indonesia. Mengacu data Globocan 2018, persentase angka kematian akibat kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen.
Penyakit ini menjadi penyebab kematian terbanyak untuk pria sebanyak 22,8 persen dan salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan sebanyak 14,2 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, tidak hanya perokok aktif yang berisiko tinggi terkena kanker.
Perokok pasif yang terpapar asap rokok secara terus-menerus memiliki risiko 20-30 persen lebih tinggi terkena kanker paru dan 23 persen lebih berisiko terkena gangguan jantung. Lebih jauh, Riskesdas 2013 Kemenkes memperkirakan bahwa setidaknya lebih dari 26.000 pasien meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun.
Dari jumlah itu, diperkirakan pula bahwa tiap delapan kematian perokok aktif karena kanker juga diikuti satu kematian perokok pasif akibat penyakit yang sama.
Dengan banyaknya dampak buruk asap rokok tersebut, dibutuhkan kesadaran tinggi perokok aktif dan pasif untuk mengurangi paparan asap rokok. Berikut beberapa cara sederhana yang dapat diterapkan untuk meminimalisasi dampak negatif asap rokok.
1. Batasi jumlah rokok per hari
Perokok aktif, sebaiknya mulai mengurangi atau membatasi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya. Penelitian bertajuk “Effect of Smoking Reduction on Lung Cancer Risk” pada 2005 yang dimuat di The Journal of American Medical Association menunjukkan, perokok aktif yang mengurangi jumlah rokok dari 20 ke 10 batang per hari dapat menurunkan risiko kanker paru hingga 27 persen.
Bahkan, risiko kanker paru bisa dipangkas hingga 90 persen apabila perokok aktif berhenti sebelum usia 45 tahun. Hingga saat ini, mengurangi atau berhenti merokok merupakan cara paling efektif untuk menghindari risiko kanker paru.
2. Menghindari paparan asap rokok bagi perokok pasif
Salah satu cara terbaik mengurangi risiko kanker paru bagi perokok pasif adalah sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok, baik di rumah maupun di tempat umum. Sayangnya, masih banyak masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya merupakan perokok pasif.
Untuk menghindarinya, sebaiknya pilih tempat di area bebas asap rokok saat berada di tempat umum, seperti di restoran, bandara, dan kafe. Jika orang-orang terdekat adalah perokok aktif, minta mereka untuk tidak merokok di rumah atau di dalam mobil.
3. Konsumsi lebih banyak buah dan sayur
Studi bertajuk “Fruit and Vegetable Consumption and Risk of COPD: a Prospective Cohort Study of Men” pada 2015 yang dimuat dalam BMJ Journals mengungkapkan, konsumsi buah dan sayuran berbanding lurus dengan pengurangan risiko gangguan pernapasan pada perokok.
Penelitian itu menemukan bahwa konsumsi satu porsi buah dan sayuran secara rutin setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit paru kronik sebesar 8 persen bagi perokok aktif dan 4 persen bagi perokok yang telah berhenti.
4. Rutin berolahraga
Rutin berolahraga ternyata dapat menurunkan risiko kanker paru pada perokok aktif pria sebesar 20-50 persen dan 20-30 persen pada perokok aktif wanita, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian berjudul “Physical Activity and Lung Cancer Prevention” pada 2010 dalam jurnal Recent Result in Cancer Research.
Tidak hanya untuk perokok aktif, manfaat olahraga teratur juga dirasakan perokok pasif. Sebab, gerakan fisik saat berolahraga bisa meningkatkan fungsi paru, mengurangi karsinogen dalam tubuh, dan mempercepat kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA yang rusak di paru-paru.
5. Konsumsi ekstrak teh hijau
Teh hijau dikenal memiliki berbagai manfaat baik untuk tubuh. Pasalnya, daun teh hijau mengandung konsentrasi antioksidan tinggi yang disebut polifenol. Salah satu jenis polifenol dalam teh hijau yang paling bermanfaat adalah Epigallocatechin gallate (EGCG).
Penelitian yang dilakukan oleh Kushargina, Rimbawan, dan Setiawan pada 2018 dan dimuat dalam jurnal Nutri-Sains menunjukkan bahwa kandungan antioksidan EGCG yang tinggi pada teh hijau dapat memperbaiki kerusakan sel akibat asap rokok hingga 50 persen.
Kandungan EGCG pun bermanfaat untuk mencegah pembentukan sel kanker, menurunkan kolesterol, serta menjaga kesehatan pembuluh darah, jantung, dan otak. Bahkan, studi yang dilakukan Katholieke Universiteit Leuven, Belgia mengungkapkan, antioksidan pada EGCG memiliki kekuatan 100 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam melindungi tubuh.
Sumber :
https://health.kompas.com/read/2020/12/07/082800768/bahaya-asap-rokok-begini-cara-untuk-meminimalisasi-risikonya.