Pages

Tuesday, September 21, 2021

Polisi Berhak Tegur Pengendara yang Merokok

Rabu, 22 September 2021 11:30 WIB


Polisi berhak menegur pengemudi kendaraan bermotor yang merokok. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, tindakan itu sesuai dengan Pasal 106 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2006 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

"Bila menurut polisi keadaan merokok itu dapat mengganggu konsentrasi, maka polisi dapat menegur yang bersangkutan," ujar Sambodo di Jakarta, Rabu, 22 September 2021.

Pasal 106 berbunyi: "bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi."

Sambodo mengatakan, seperti disebutkan dalam pasal tersebut, pengemudi yang melanggar dapat dipidana kurungan tiga bulan atau denda paling banyak Rp 750 ribu," ujarnya.

Sambodo mengatakan, petugas akan melakukan penyelidikan jika dalam kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban luka atau meninggal diketahui merokok saat menyetir kendaraannya.

"Jika karena merokok menyebabkan kecelakaan, maka penegakan hukumnya merokok mengakibatkan terjadinya kecelakaan, tapi itu perlu pembuktian," kata dia.

Polda Metro Jaya saat ini tengah gencar mengkampanyekan hilangkan budaya merokok saat berkendara. Merokok saat berkendara selain membahayakan pengemudi juga bisa menyebabkan kecelakaan pengemudi lainnya yang ada di belakang kendaraan karena terkena percikan api rokok.


Sumber :

https://metro.tempo.co/read/1509008/polisi-berhak-tegur-pengendara-yang-merokok/full&view=ok

Tuesday, September 14, 2021

Meminimalisasi Risiko Bahaya Asap Rokok

Bahaya Asap Rokok, Begini Cara untuk Meminimalisasi Risikonya 

07/12/2020, 08:28 WIB 

Merokok tidak hanya berbahaya bagi yang mengisapnya, tetapi juga bagi mereka yang terpapar asapnya atau yang biasa disebut perokok pasif. Hal ini karena asap rokok mengandung berbagai zat kimia yang berbahaya untuk tubuh. 

Melansir laman cancer.org, setidaknya terdapat 70 zat berbahaya penyebab kanker dalam satu batang rokok. Di antaranya nikotin, arsenik, amonia, hidrogen sianida, karbon monoksida, nitrosamin khusus tembakau (TSNA), dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2013 mengungkapkan, setidaknya 97 juta penduduk Indonesia telah terpapar asap rokok. 

Karena tingginya tingkat paparan asap rokok tersebut, saat ini kanker paru menjadi salah satu ancaman terbesar di Indonesia. Mengacu data Globocan 2018, persentase angka kematian akibat kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen. 

Penyakit ini menjadi penyebab kematian terbanyak untuk pria sebanyak 22,8 persen dan salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan sebanyak 14,2 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, tidak hanya perokok aktif yang berisiko tinggi terkena kanker. 

Perokok pasif yang terpapar asap rokok secara terus-menerus memiliki risiko 20-30 persen lebih tinggi terkena kanker paru dan 23 persen lebih berisiko terkena gangguan jantung. Lebih jauh, Riskesdas 2013 Kemenkes memperkirakan bahwa setidaknya lebih dari 26.000 pasien meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun. 

Dari jumlah itu, diperkirakan pula bahwa tiap delapan kematian perokok aktif karena kanker juga diikuti satu kematian perokok pasif akibat penyakit yang sama. 

Dengan banyaknya dampak buruk asap rokok tersebut, dibutuhkan kesadaran tinggi perokok aktif dan pasif untuk mengurangi paparan asap rokok. Berikut beberapa cara sederhana yang dapat diterapkan untuk meminimalisasi dampak negatif asap rokok. 


1. Batasi jumlah rokok per hari 

Perokok aktif, sebaiknya mulai mengurangi atau membatasi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya. Penelitian bertajuk “Effect of Smoking Reduction on Lung Cancer Risk” pada 2005 yang dimuat di The Journal of American Medical Association menunjukkan, perokok aktif yang mengurangi jumlah rokok dari 20 ke 10 batang per hari dapat menurunkan risiko kanker paru hingga 27 persen. 

Bahkan, risiko kanker paru bisa dipangkas hingga 90 persen apabila perokok aktif berhenti sebelum usia 45 tahun. Hingga saat ini, mengurangi atau berhenti merokok merupakan cara paling efektif untuk menghindari risiko kanker paru. 


2. Menghindari paparan asap rokok bagi perokok pasif 

Salah satu cara terbaik mengurangi risiko kanker paru bagi perokok pasif adalah sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok, baik di rumah maupun di tempat umum. Sayangnya, masih banyak masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya merupakan perokok pasif. 

Untuk menghindarinya, sebaiknya pilih tempat di area bebas asap rokok saat berada di tempat umum, seperti di restoran, bandara, dan kafe. Jika orang-orang terdekat adalah perokok aktif, minta mereka untuk tidak merokok di rumah atau di dalam mobil. 


3. Konsumsi lebih banyak buah dan sayur 

Studi bertajuk “Fruit and Vegetable Consumption and Risk of COPD: a Prospective Cohort Study of Men” pada 2015 yang dimuat dalam BMJ Journals mengungkapkan, konsumsi buah dan sayuran berbanding lurus dengan pengurangan risiko gangguan pernapasan pada perokok. 

Penelitian itu menemukan bahwa konsumsi satu porsi buah dan sayuran secara rutin setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit paru kronik sebesar 8 persen bagi perokok aktif dan 4 persen bagi perokok yang telah berhenti. 


4. Rutin berolahraga 

Rutin berolahraga ternyata dapat menurunkan risiko kanker paru pada perokok aktif pria sebesar 20-50 persen dan 20-30 persen pada perokok aktif wanita, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian berjudul “Physical Activity and Lung Cancer Prevention” pada 2010 dalam jurnal Recent Result in Cancer Research. 

Tidak hanya untuk perokok aktif, manfaat olahraga teratur juga dirasakan perokok pasif. Sebab, gerakan fisik saat berolahraga bisa meningkatkan fungsi paru, mengurangi karsinogen dalam tubuh, dan mempercepat kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA yang rusak di paru-paru. 


5. Konsumsi ekstrak teh hijau 

Teh hijau dikenal memiliki berbagai manfaat baik untuk tubuh. Pasalnya, daun teh hijau mengandung konsentrasi antioksidan tinggi yang disebut polifenol. Salah satu jenis polifenol dalam teh hijau yang paling bermanfaat adalah Epigallocatechin gallate (EGCG). 

Penelitian yang dilakukan oleh Kushargina, Rimbawan, dan Setiawan pada 2018 dan dimuat dalam jurnal Nutri-Sains menunjukkan bahwa kandungan antioksidan EGCG yang tinggi pada teh hijau dapat memperbaiki kerusakan sel akibat asap rokok hingga 50 persen. 

Kandungan EGCG pun bermanfaat untuk mencegah pembentukan sel kanker, menurunkan kolesterol, serta menjaga kesehatan pembuluh darah, jantung, dan otak. Bahkan, studi yang dilakukan Katholieke Universiteit Leuven, Belgia mengungkapkan, antioksidan pada EGCG memiliki kekuatan 100 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam melindungi tubuh. 


Sumber :

https://health.kompas.com/read/2020/12/07/082800768/bahaya-asap-rokok-begini-cara-untuk-meminimalisasi-risikonya.

Wednesday, September 8, 2021

Bahaya Merokok di Dalam Mobil

Kamis, 9 September 2021 11:00 WIB

Sebagian orang memilih untuk merokok sembari mengemudi atau sekadar menjadi penumpang mobil. Masalahnya, merokok bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, baik perokok itu sendiri atau orang lain, kebersihan kabin mobil, dan keselamatan berkendara di jalan. Mengapa merokok di dalam mobil bisa mengakibatkan masalah?


Mengganggu Pengemudi dan Pengguna Jalan Lain

Bahaya merokok di dalam mobil selain menyebabkan gangguan kesehatan juga berpotensi mengganggu pengemudi maupun pengguna jalan lainnya. Saat merokok sambil mengemudi, pengemudi akan terganggu konsentrasinya karena harus memperhatikan pegangan tangan pada rokok, termasuk membuang abu rokok yang tersisa.

Belum lagi embusan asap yang dikeluarkan ketika merokok akan mengganggu pandangan di dalam mobil. Meski hanya sejenak, teralihnya perhatian dapat membahayakan keselamatan jika di depan mobil ada masalah.

Selain itu, bekas abu rokok yang dibuang keluar atau tertiup angin juga membahayakan pengguna jalan lain, apalagi kalau masih ada bara apinya. 


Meninggalkan Bau Tidak Sedap di Dalam Mobil

Asap rokok akan bertahan dan menempel di berbagai sudut kabin mobil, terutama area kokpit seperti dasbor, setir, dan panel pintu depan. Aroma tidak sedap khas nikotin bakal terus menempel dan akan sangat sulit dihilangkan sampai kapanpun.

Cobalah perhatikan atap kabin mobil, jika ada bercak kuning berarti pemiliknya gemar merokok di dalam mobil. Tidak hanya mengganggu, tapi juga membuat kabin tidak nyaman, terutama bagi anak kecil dan orang lanjut usia.


Membuat Kotor Sistem Sirkulasi AC

Jangan lupa, asap rokok mempunyai potensi masuk ke dalam sistem sirkulasi AC dan mengendap sehingga udara dari AC mobil akan bercampur dengan nikotin yang membahayakan.

Selain itu, asap rokok juga akan menempel pada filter bahkan menempel pada Evaporator AC yang dapat membuat bau tidak hilang walaupun sudah dilakukan penggantian filter kabin. Aroma tidak sedap dari bekas asap rokok akan terus ikut bersirkulasi waktu AC dinyalakan sehingga berpotensi mengganggu kesehatan.


Mobil Berpotensi Sulit untuk Dijual

Calon pemilik mobil pasti tidak ingin membeli mobil bekas yang tercium aroma rokok atau bahkan ada bercak nikotin di dalam mobil karena mengindikasikan pemilik sebelumnya perokok atau malas menjaga kebersihan mobil.

Kalaupun harus diperbaiki, butuh biaya besar untuk mengembalikan kebersihan kabin mobil dari aroma rokok. Itupun tidak ada jaminan bau khas dan menyengat tersebut dapat sepenuhnya hilang dari dalam mobil.


Solusi Menjaga Kebersihan Kabin Mobil

Tidak ada solusi lebih bijaksana selain tidak merokok di dalam mobil. Selain untuk menjaga kesehatan, upaya tersebut dapat mencegah kabin dari kontaminasi asap racun sisa rokok, termasuk abu, bara api, puntung rokok, dan noda bekas rokok yang akan membuat kabin kotor dan tidak nyaman untuk ditempati. Apalagi jika pelanggan kerap mengajak anak tercinta atau kaum lansia naik kendaraan bersama.

Meski begitu, kotoran lain tetap akan masuk ke dalam kabin mobil sehingga butuh langkah perawatan. Cara paling mudah adalah dengan membersihkan interior seminggu sekali sekaligus mencuci keseluruhan mobil. Pastikan kabin bersih dan kering sempurna sehingga tidak meninggalkan jejak kotoran dan bau tidak sedap.

Kurangi frekuensi buka-tutup kaca dan pintu mobil kalau tidak dibutuhkan untuk mencegah udara kotor masuk. Usahakan pula agar tidak makan dan minum di dalam mobil yang akan membuat kabin kotor dan meninggalkan bau tidak sedap. Hati-hati dengan kotoran yang terbawa masuk oleh alas kaki atau pakaian penumpang.

Pastikan sistem sirkulasi AC mobil dalam kondisi prima dengan memeriksa filter kabin untuk menjaga udara yang diembuskannya agar selalu bersih dan memberikan rasa nyaman.


“Banyak dampak kerugian yang akan dirasakan oleh pelanggan jika merokok di dalam mobil. Oleh karenanya, hindari merokok di dalam mobil dan jaga kondisi kabin agar selalu bersih dan rapi sehingga nyaman saat digunakan,” kata Nur Imansyah Tara, Aftersales Division Head Auto2000, Rabu, 8 September 2021.


Sumber :

https://otomotif.tempo.co/read/1503999/bahaya-merokok-di-dalam-mobil/full&view=ok

Wednesday, June 9, 2021

Paparan Nikotin Mempengaruhi Anak

Waduh, Merokok Sejak Muda Bikin Lebih Sulit Berhenti

Selasa 01 Juni 2021 17:56 WIB

Anak-anak dan remaja harus dilindungi dari kebiasaan rokok sejak dini. Sebab dampak kecanduan nikotin untuk mereka lebih kuat dibandingkan orang dewasa akibatnya jadi lebih susah berhenti.

Spesialis Penyakit Dalam dr. Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc, Sp.PD, FINASIM dari Universitas Gadjah Mada menjelaskan, salah satu kandungan kimia yang ada pada rokok adalah nikotin yang bisa menimbulkan kecanduan merokok.

"Semakin dini mulai merokok, maka akan semakin sulit untuk berhenti. Selain itu, kecanduan rokok bisa menjadi pintu gerbang untuk mencoba narkoba jenis lainnya," kata dia seperti dikutip dari Antara, Selasa, (1/6/2021).

Bukan cuma itu, semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar pula risiko kerusakan organ paru-paru dan organ lain seperti pembuluh darah dan jantung.

Ia juga mengingatkan bahaya paparan nikotin terhadap tumbuh kembang anak, yakni gangguan kecerdasan dan tingkah laku hingga gangguan konsentrasi karena ada kerusakan pada korteks cerebri.

Orangtua, terang Dokter Pandang Tedi, harus menyadari kebiasaan merokok tak cuma berdampak buruk bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, termasuk buah hati mereka.

Seorang anak bisa jadi perokok perokok pasif bila dikelilingi lingkungan orang-orang perokok, baik di rumah, sekolah atau tempat bermain.

"Bahkan anak dalam kandungan bisa disebut menjadi perokok pasif bila ibu yang mengandungnya merokok saat hamil," katanya.

Anak juga bisa jadi perokok tangan ketiga, yakni mereka yang menghirup racun dari asap rokok yang diembuskan perokok, kemudian menempel dan mengontaminasi benda-benda atau tubuh.

Kementerian Kesehatan mencanangkan sebanyak 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok melalui serangkaian program kerja yang digaungkan pada peringatan Hati Tembakau Sedunia 2021 yang jatuh pada 31 Mei.

Prevalensi perokok pada kelompok usia anak-anak 10-18 tahun, meningkat 7,2 persen 2013 menjadi 9,1 hingga 2018.

Kebiasaan merokok menyumbang presentase angka kematian terbesar kedua di Indonesia setelah hipertensi, sebab merokok menyebabkan banyak penyakit tidak menular yang berhubungan erat dengan merokok seperti kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit paru oktsotivcoronis, stroke, serta penyakit yang berhubungan dengan kanker lainnya.

Pada 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan penggunaan tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun yang terdiri atas 7 juta orang pengguna aktif tembakau, sedangkan 1,2 juta orang merupakan perokok pasif.


Sumber :

https://lifestyle.okezone.com/read/2021/06/01/481/2418572/waduh-merokok-sejak-muda-bikin-lebih-sulit-berhenti

Tuesday, June 1, 2021

Anjuran Berhenti Merokok Demi Cegah Covid-19

Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Anjuran Berhenti Merokok Demi Cegah Covid-19

Setiap tahunnya tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Momen ini bertujuan untuk mengingatkan publik tentang bahaya tembakau bagi kesehatan.

Menurut penjelasan WHO, Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini diadakan untuk memberi informasi pada publik tentang bahaya penggunaan tembakau, praktis bisnis perusahaan tembakau, hingga apa yang harus dilakukan untuk memerangi epidemi tembakau.

Sejak tahun 1987, Hari Tanpa Tembakau Sedunia mulai diperingati untuk menarik perhatian global terhadap epidemi tembakau serta kematian dan penyakit yang dapat dicegah akibat tembakau.


Hubungan tembakau dan Covid-19

Tahun ini, bertepatan dengan pandemi Covid-19, Hari Tanpa Tembakau Sedunia, juga jadi momen untuk mengingatkan masyarakat berhenti merokok terkait dengan virus yang tengah melanda saat ini.

Menurut Dokter spesialis paru, Feni Fitriani, mengatakan jika seseorang lepas dari rokok bisa mengurangi risiko terkena virus Covid-19. Orang yang tidak merokok dikatakan bisa lebih sehat dan kekebalan tubuhnya lebih baik hingga sanggup menghadapi virus yang tengah merajalela ini.

"Ketika seseorang berhenti merokok, akan sedikit sekali kondisi mulut menyentuh tangan, sementara kita tahu bahwa tangan bisa saja membawa virus Covid-19, apalagi yang jarang cuci tangan," kata Feni, mengutip CNN Indonesia.

Ketika seseorang merokok, aktivitas enzim angiotensin-converting enzyme-2 (ACE2) pada sel tubuh menjadi meningkat berlebihan. Pada saat yang bersamaan, ACE2 bisa jadi ‘pintu masuk’ untuk Covid-19.

"Jadi berhenti merokok tak hanya baik untuk kesehatan, tapi juga untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Tak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Berhenti merokok sekarang juga!" anjurnya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc, Sp.PD, FINASIM, juga mengatakan bahwa merokok diketahui menjadi faktor risiko untuk berbagai infeksi saluran pernapasan, dan bisa meningkatkan tingkat keparahan penyakit saluran pernapasan.

Pandang menambahkan, ada beberapa penyakit yang diakibatkan kebiasaan merokok. 90 persen di antaranya adalah kanker paru-paru pada pria dan 70 persen pada wanita. Rokok juga menyebabkan 56-80 persen penyakit saluran pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia, 22 persen penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah, serta 50 persen impotensi pada pria.

Menurut penjelasan Dr. Delyuzar MKed (PA), SpPA (K), merokok bisa mengurangi pergerakan bulu getar (cilia) pada saluran pernapasan, mudah terkena infeksi kronis, dan saat terkena Covid-19, gangguan pada jaringan saluran pernapasan jadi lebih berat dan rentan. Ketika seseorang merokok, pembuluh darah terganggu dan bisa terjadi penyempitan yang pada akhirnya mengganggu jantung.


Kampanye berhenti merokok

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menggalakkan kampanye #BeraniBergenti pada momen Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan dari kampanye ini untuk menggerakan seluruh masyarakat Indonesia agar berhenti merokok, apapun jenisnya, termasuk rokok elektronik dan rokok dengan pemanasaran karena dinilai sama-sama bahaya untuk kesehatan.

Perlu diketahui bahwa setiap tahunnya, ada delapan juta perokok meninggal dunia akibat penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tembakau. Perokok dikatakan memiliki risiko hingga dua kali lipat terkena strok dan empat kali libat berisiko mengidap penyakit jantung. Tak lupa, ada 20 jenis kanker yang bisa disebabkan tembakau.

Dengan berhenti merokok, Anda akan memiliki kualitas hidup lebih baik. Tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga demi keluaga dan orang-orang di sekitar.

Pemprov DKI Jakarta membagikan tips berhenti merokok, yaitu motivasi, tahan keinginan dengan menunda, berhenti merokok total seketika, kenali waktu dan situasi paling sering ingin merokok, olahraga teratur, minta dukungan keluarga dan kerabat, serta konsultasi dengan dokter.

Untuk mencegah kecanduan nikotin, pihak Pemprov DKI membagikan metode 4M, yaitu mencari kesibukan, menahan, minum air, dan menarik napas.


Sumber :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/05/31/hari-tanpa-tembakau-sedunia-anjuran-berhenti-merokok-demi-cegah-covid-19

Tuesday, April 13, 2021

Merokok Bikin Sakit Kepala

Sains Jelaskan Kenapa Merokok Bikin Sakit Kepala Migrain 

Merokok dapat menyebabkan sakit kepala. Tidak jarang orang merasa sakit kepala sebelah atau migrain setelah merokok. Bahkan, hal ini tidak hanya dirasakan oleh orang yang baru saja merokok, tetapi orang yang hanya menghirup asap rokok pun dapat merasakannya. Alasan di balik pusing saat merokok adalah kandungan nikotin yang diisap. 

Nikotin merupakan bahan aktif utama yang terdapat di dalam berbagai produk tembakau, termasuk rokok. Ketika nikotin masuk ke dalam tubuh, pembuluh darah menyempit. Kondisi tersebut akhirnya membuat aliran darah tidak lancar, termasuk darah untuk otak. 

Nikotin juga bekerja sebagai stimulan dan hal ini dapat menyebabkan kepala terasa sakit setelah merokok. Zat tersebut dapat merangsang rasa candu pada otak terhadap rokok, sehingga kepala akan terasa sakit setelah Anda berhenti merokok. 

Di sisi lain, sebagai stimulan, nikotin juga dapat meningkatkan fungsi tubuh menjadi lebih cepat. Oleh karena itu, saat nikotin terserap ke dalam aliran darah, ia hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 detik untuk sampai di otak. 

Selanjutnya, nikotin yang berada di dalam otak menyebabkan reaksi kimia yang melepaskan hormon adrenaline. Hormon ini meningkatkan kerja liver, membuat pembuluh darah menyempit, dan meningkatkan tekanan darah. 

Setelah berhenti merokok, nikotin tidak akan memicu hormon adrenalin untuk mempersempit pembuluh darah. Perubahan kondisi ini diduga menjadi salah satu penyebab sakit kepala. Hal ini semakin diperparah dengan kemampuan nikotin memengaruhi kerja liver dalam menguraikan obat yang Anda konsumsi. 

Jadi, saat Anda minum obat pereda nyeri agar sakit kepala hilang, justru obat tidak bekerja dengan maksimal. Penyebab lain dari rokok yang menimbulkan sakit kepala Tidak hanya nikotin yang dapat menyebabkan sakit kepala setelah merokok. 

Asap yang dihasilkan dari rokok, yaitu karbon monoksida, juga dapat menyebabkan sakit kepala. Pasalnya, saat menghirup asap rokok, volume oksigen yang terdapat di dalam darah pun berkurang. Saat asupan karbon monoksida meningkat dan oksigen menurun, aliran darah menuju otak yang membawa oksigen pun menurun. 

Tetapi setelah Anda selesai merokok, Anda juga berhenti menghirup karbon monoksida, dan kadar oksigen di dalam darah pun meningkat. Hal ini disebut-sebut menjadi penyebab lain dari sakit kepala setelah merokok. 

Selain itu, pada kasus-kasus tertentu, alergi terhadap asap atau bau rokok juga dapat menjadi pemicu timbulnya sakit kepala. 

Mengatasi sakit kepala setelah merokok Salah satu hal yang paling tepat agar tidak merasakan sakit kepala setelah merokok adalah berhenti merokok. Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah dilakukan baik secara fisik maupun mental. 

Padahal, ada banyak cara yang bisa dilakukan jika memang benar-benar memiliki niatan untuk berhenti. Salah satunya adalah terapi pengganti nikotin atau biasanya disebut sebagai nicotine replacement therapy (NRT). 

NRT biasanya dilakukan dengan cara mengganti rokok dengan hal lain yang memiliki kandungan nikotin lebih sedikit, seperti permen karet, inhalator, tablet, atau penyemprot mulut atau hidung. Upaya-upaya ini memang belum dapat diketahui dengan pasti apakah akan efektif mengatasi keinginan berhenti merokok. 

Tetapi, sebuah penelitian yang dimuat dalam Cochrane Library menyebutkan bahwa terapi ini dapat meningkatkan 50-60 persen kesempatan orang untuk berhenti merokok. Dengan berhenti merokok, Anda juga akan berhenti merasakan sakit kepala setelah merokok.


Sumber:

https://sains.kompas.com/read/2019/09/23/180300123/sains-jelaskan-kenapa-merokok-bikin-sakit-kepala-migrain?page=all.

Monday, February 8, 2021

Ari Lasso Bertekad Berhenti Merokok

20 Tahun Jadi Perokok, Ari Lasso Bertekad Berhenti

Senin, 31 Mei 2010 22:41

Memperingati Hari Anti Tembakau Sedunia, Ari Lasso mengungkapkan tekadnya untuk berhenti merokok. Penyanyi solo yang dulu pernah tergabung dalam grup Dewa 19 ini memang sedang berjuang keras menghentikan kebiasaan merokoknya yang telah ia lakukan sejak 20 tahun yang lalu. Namun menghentikan kebiasaan merokok diakui Ari butuh perjuangan keras.

"Sudah 7 bulan ini pernah sukses, tapi 2 minggu terakhir ini karena sibuk meeting. Kalau ada yang merokok jadi kadang gak kuat juga," ungkapnya saat ditemui di Preskon DARE 2 DANCE, di FX Plaza, Jakarta Selatan, Minggu (30/05) malam.

Semenjak berhenti merokok, Ari mengaku nafsu makannya semakin bertambah. Hal tersebut ia imbangi dengan rajin berolah raga. Yang pasti penyanyi yang satu ini lega karena alerginya sedikit berkurang. 

"Yang aku rasain sekarang ga batuk-batuk lagi, karena saya dari dulu punya alergi," tuturnya.

Salah satu alasan mengapa Ari berhenti merokok adalah Abe, putranya. 

"Kalau saya habis makan saya cari rokok ke mana ya, ga tahunya diumpetin sama dia dan sudah dipatah-patahin," ujarnya seraya tertawa. 

"Aku juga sudah sembunyi-sembunyi ke taman kadang ketahuan sama anak, 'Papa lagi ngapain hayo'," pungkasnya.


Sumber :

https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/20-tahun-jadi-perokok-ari-lasso-bertekad-berhenti.html

Thursday, January 28, 2021

Asap Rokok vs Virus Corona

Asap Rokok Bisa Tularkan Virus Corona? Ini Jawaban Pakar

Para ahli mengatakan virus Corona kemungkinan bisa menularkan virus Corona COVID-19, meskipun tidak secara langsung. 

Bagaimana caranya?

Kepala staf medis American Lung Association, Albert Rizzo, menyebutkan bahwa droplet bisa keluar bersamaan dengan asap rokok yang dihembuskan saat merokok. Droplet itulah yang kemungkinan bisa menularkan virus Corona ke orang lain.

"Seseorang berpotensi menyebarkan virus bukan hanya saat tidak memakai masker saja. Tetapi, mereka yang perokok juga bisa menghembuskan banyak droplet ke orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga berpotensi terinfeksi virus tersebut," jelas Rizzo yang dikutip dari Fox News, Jumat (7/8/2020).

Seperti yang diketahui, virus Corona disebut bisa menyebar melalui berbagai cara. Mulai dari melalui droplet, kemungkinan penularan melalui udara di ruangan tertutup, permukaan yang terkontaminasi, hingga temuan virus Corona pada limbah manusia.

Asap rokok mengandung ratusan bahan kimia beracun, dan setidaknya 70 di antaranya bisa menyebabkan kanker. Asap rokok juga bisa mengurangi fungsi paru-paru, menyebabkan asma, penyakit jantung, kanker paru-paru, hingga stroke.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), penyakit-penyakit tersebut bisa berkomplikasi dengan infeksi virus Corona.

Salud Amerika, salah satu organisasi kesehatan yang berbasis di Texas mengatakan, meskipun asap rokok sudah hilang, asap itu akan menempel pada debu, pakaian, dinding, hingga permukaan lainnya. Hal ini bisa menjadi sumber virus Corona.

"Debu mungkin mengandung partikel aerosol atau asap yang berukuran lebih besar daripada virus Corona. Itu sebabnya munculah kemungkinan bahwa mereka bisa mengandung COVID-19," ujar tim peneliti Ilmu dan Teknologi Lingkungan.


Sumber :

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5123727/asap-rokok-bisa-tularkan-virus-corona-ini-jawaban-pakar

Related Posts